Jumat, 25 November 2011

Bakteri Neisseria Meningitidis

Pada umumnya penyakit meningitis oleh bakteri disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis bakteri yaitu Haemophilus influenzae tipe b (Hib), Neisseria meningitidis, dan Streptococcus pneumoniae. Walaupun ketiga jenis bakteri tersebut, dalam keadaan normal terdapat di lingkungan sekitar dan bahkan bisa hidup di dalam hidung dan sistem pernafasan manusia tanpa menyebabkan keluhan. Namun dengan adanya infeksi pada saluran nafas bagian dapat menyebabkan bakterinya masuk kedalam peredaran darah. Sehingga terkadang ketiga organisme tersebut dapat menginfeksi otak. Sedangkan pada kejadian lain, infeksi pada selaput otak dapat terjadi setelah suatu cedera kepala atau karena kelainan system kekebalan.
Dalam hal ini akan disampaikan beberapa hal khusus mengenai bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah satu penyebab penyakit meningitidis tersebut.
Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini hewan bukan merupakan pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri meningitis yang bersifat endemis.
Bakteri meningokokus pertama kali diisolasi oleh Weichselebaum pada tahun 1887 dari cairan otak dari pasien yang terkena meningitis akut. Pada tahun 1906, Von Lingelsheim mendeskripsikan bakteri gram negative berbentuk kokus ini dari nasofaring dari orang yang sehat dan sakit.
Klasifikasi bakteri Neisseria meningitidis adalah :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Order : Neisseriales
Family : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Species : N. meningitidis

1. Morfologi
Bakteri Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik morfologinya dengan Neisseria gonorrhoeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira 0,8 μm. Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak mampu membentuk spora. Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan. Bakteri meningokokus ini dapat mengalami otolisis dengan cepat, hal ini khususnya dalam lingkungan alkali. Bakteri N. meningtidis ini memiliki enzim oksidase. mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat organik yang kompleks (misalnya : darah atau protein binatang dan dalam atmosfer yang mengandung CO2 5 %).
Struktur koloni bakteri ini terdiri dari minimal 8 golongan sero menigokokus (A, B, C, D W-135, X, Y dan Z). Golongan telah dikenal melalui kekhusuan imunologi dari masing-masing kapsul polisakaridanya. Pada polisakarida golongan A adalah suatu polimer dari suatu N-asetilmanosamin fosfat. Sedangkan polisakarida golongan C adalah suatu polimer dari asam N asetil O asetineuraminat.
Untuk antigen meningokokus ini dapat ditemukan dalam darah dan cairan serebrospinal. Pada belahan dunia bagian barat penyakit meningitis yang disebabkan oleh N. meningitidis ini terutama disebabkan oleh meningokous golongan B, C, W-135 dan Y, sedangkan di afrika penyakit ini disebabkan oleh golongan A. Pada nucleoprotein meningokokus (zat P) memiliki beberapa efek toksik untuk manusia namun hal ini tidak spesifik untuk organisme ini.

2. Cara Penularan
Hospes dari meningokokus adalah pada manusia. Nasofaring adalah pintu masuk mikroorganisme ini. Meningokokus melekat pada sel-sel epitel dengan bantuan pili. Telah terbukti bahwa tidak didapatkan adanya host antara, reservoar atau transmisi dari hewan ke manusia pada infeksi oleh bakteri N. meningitidis. Nasofarings merupakan reservoar alami bagi meningococcus. Transmisi dari kuman tersebut terjadi lewat saluran pernafasan (airbone droplets), serta kontak seperti dalam keluarga atau situasi recruit training. Pada suatu studi bahwa sebagian besar partikel dari droplet saluran nafas mengandung meningococcus. Bakteri ini bisa didapatkan pada kultur pada nasofaring dari manusia sehat, keadaan ini disebut carrier.
Dari nasofarings, organisme ini dapat mencapai aliran darah, menyebabkan bakterimia (meningokoksemia) dengan demam tinggi dan ruam hemoragik. Bakterimia oleh neiserria mudah timbul karena tidak adanya antibody yang bersifat bakterisidal (IgG) atau dengan hambatannya oleh suatu antibody IgA penghambat. Meningitis ini adalah komplikasi meningokosemia yang paling sering.

3. Kelainan yang ditimbulkan
Adanya infeksi pada meningea dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak sehingga menghalangi aliran darah. Hal ini dapat menimbulkan gejala-gejala stroke (kelumpuhan). Beberapa penderita bahkan dapat mengalami kejang.
Disamping itu dapat pula menyebabkan Sindroma Waterhouse-Friderichsen yang merupakan infeksi oleh Neisseria meningitidis yang berkembang dengan sangat cepat, gejala yang ditimbulkan adalah diare hebat, muntah, kejang, perdarahan internal, tekanan darah rendah, syok, yang seringkali dapat berakhir dengan kematian. Sedangkan pada anak- anak yang berusia sampai 2 tahun, meningitis biasanya menyebabkan demam, gangguan makan, muntah, rewel, kejang dan menangis dengan keras.selain itu kulit diatas ubun-ubun menjadi tegang dan ubun-ubun tersebut dapat menonjol. Oleh karena itu aliran cairan di sekeliling otak dapat mengalami penyumbatan dan menyebabkan pelebaran tengkorak (keadaan yang disebut hidrosefalus). Untuk bayi yang berusia dibawah 1 tahun tidak mengalami kaku kuduk. Pada bayi, gejala dan tanda penyakit meningitis ini mungkin sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran dan sering muntah serta enggan menyusu.
Penyakit meningitis yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis ini dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, oleh karena itu penderita memerlukan cairan tambahan dan obat-obatan untuk mengatasi keadaan tersebut.

4. Cara Pencegahan
Untuk pencegahan terhadap adanya infeksi oleh bakteri N. meningitidis ini yang terpenting adalah dengan :
1. Pengurangan kontak langsung dalam lingkungan dengan orang yang terinfeksi penyakit tersebut.
2. Memberikan Imunisasi
Adanya infeksi oleh bakteri N. meningitidis tidak semata-mata diterima dan tanpa perlawanan dari tubuh. Pada situasi tersebut tubuh memiliki kekekebalan terhadap infeksi meningokokus yaitu dengan adanya antibody bakterisidal dari luar yang spesifik serta tergantung pada komplemen dalam serum. Antibody ini timbul setelah infeksi subklinik dengan strain-strain yang berbeda atau penyuntikan antigen dan bersifat spesifif untuk tiap golongan.
Antigen yang menimbulkan kekebalan pada golongan A dan C adalah polisakarida kapsul. Polisakarida grup C menghasilkan respon immun yang lebih rendah dibandingkan dengan polisakarida grup A, dan mempunyai efek immunogenic yang amat rendah pada anak dibawah usia 2 tahun. Immunoprofilaksis terhadap infeksi meningococcus menggunakan vaksin polisakarida quadrivalent (seregrup A, C, Y dan W 135). Seorang bayi memperoleh kekebalan pasifnya melalui antibody IgG yang dipindahkan dari ibunya.
Untuk mencegah terinfeksi oleh meningokokus adalah dengan pemberian suatu vaksin. Vaksin ini terutama digunakan jika terjadi wabah, pada populasi yang terancam wabah dan pada orang-orang yang mengalami pemaparan bakteri yang berulang. Imunitas yang didapat ini tidak bertahan selamanya, dan akan berkurang dalam 3-5 tahun setelah vaksinasi.
5. Pengobatan
Resiko untuk terkena meningitis menjadi tinggi segera setelah kontak dengan penderita, dimana kebanyakan kasus timbul pada minggu pertama setelah kontak, paling lambat dalam 2 bulan. Pada kasus yang melakukan kontak langsung dengan penderita, secepatnya harus diberikan chemoprophylaxis. Kontak ini didefinisikan sebagai keluarga, perawat yang kontak dengan sekret oral dari pasien dan petugas kesehatan yang melakukan tindakan resusitas mouth to mouth secara langsung.
Chemoprofilaxis meningitis meningococcus ini merupakan antibiotic dengan dosis :
1. Rifampin (pemberian secara peroral) sesuai dengan kebutuhannya untuk :
Dewasa : 600 mg setiap 12 jam selama 2 hari; Anak (> 1 tahun): 10 mg/KgBB setiap 12 jam selama 2 hari; Anak (< 1 tahun): 5 mg/KgBB setiap 12 jam selama 2 hari 2. Ceftriaxone (IM) sesuai dengan kebutuhannya untuk : Dewasa: 250 mg; Anak: 125 mg 3. Ciprofloxacin (oral) 750 mg 4. Sulfisoxazole (oral) sesuai dengan kebutuhannya untuk : Dewasa: 1 g setiap 12 jam selama 2 hari; Anak (1-12 tahun): 500 mg setiap 12 jam selama 2 hari; Anak (< 1 tahun): 500 mg/hari selama 2 hari Dalam pengobatan dari penyakit yang disebabkan oleh N. meningitidis ini dulu digunakan sulfonida sebagai obat pilihan karena mengingokokus peka terhadap obat ini. Adapula penisilin G sebagai obat pilihan atau kloramfenikol apabila orang tersebut alergi terhadap penisilin. Serum antimeningokous tidak lagi dipakai untuk pengobatan. Kadar meningokokus yang tinggi dalam cairan serebrospinal dihubungkan dengan kerusakan neurologik. Selain itu untuk meghambat proses infeksi dapat dilakukan dengan segera memberikan antibiotik intravena dan kortikosteroid intravena. Cairan diberikan untuk menggantikan kehilangan cairan karena demam, berkeringat, muntah dan nafsu makan yang buruk. Oleh karena itu beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan pengobatan lainnya yang mengarah untuk mengurangi rasa sakit akibat gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam dapat digunakan paracetamol sedangkan untuk shock dan kejang digunakan diazepam.

Kamis, 20 Oktober 2011

Waspada Demam Berdarah

Di Indonesia demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang endemis dan hingga saat ini angka kesakitan demam berdarah (DBD) cenderung meningkat dan Kejadian Luar Biasa (KLB), masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Sebagian besar kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di Negara Tropis dan sub tropis seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan nyamuk suka dengan daerah yang hangat untuk hidup. Demam Berdarah ditularkan terutama oleh nyamuk Aedes aegypti. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus demam berdarah akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat. Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah.
Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang. Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di daerah yang banyak pohon seperti di taman atau kebun. Nyamuk demam berdarah berwarna hitam dengan belang ( loreng) putih pada seluruh tubuh, mampu terbang setinggi 100 meter,dan biasanya jentik nyamuk demam berdarah bergerak aktif dalam air dari bawah ke atas permukaan air secara berulang- ulang.

Tanda dan Gejala Demam Berdarah
Seseorang yang terinfeksi virus Demam Berdarah Dengue (DBD), umumnya menunjukkan gejala-gejala berikut:
• Demam tinggi mendadak 2 – 5 hari.
• Demam tanpa disertai batuk-batuk.
• Sakit perut atau mual.
• Badan terasa pegal atau nyeri pada persendian.
• Muncul tanda tanda perdarahan misalnya bintik-bintik merah, mimisan, muntah darah, gusi berdarah dll.
Segera bawa ke dokter/Puskesmas/Rumah Sakit jika menunjukkan gejala-gejala tersebut. Jangan biarkan demam terlalu lama karena dapat mengakibatkan terlambat untuk ditolong. Untuk lebih pastinya, Anda dapat melakukan cek darah.
Pengobatan DBD
Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan Demam Berdarah. Maka, hal yang dapat dilakukan untuk membantu kesembuhan orang yang terkena penyakit ini adalah:
• Berikan obat penurun panas atau parasetamol.
• Kompres agar panas tidak terlalu tinggi. Kompres sebaiknya dilakukan dengan air hangat, bukan dengan air dingin atau es. Air dingin dapat menyebabkan penderita menggigil sehingga tubuh menjadi panas.
• Minum air putih yang banyak. Penderita DBD biasanya akan kekurangan cairan, maka air putih sangat baik untuk mereka. Air putih juga dapat membantu menurunkan panas. Selain air putih, bisa juga berikan cairan oralit untuk membantu penyembuhan.
• Makanan yang bergizi. Sebenarnya tidak ada pantangan makanan untuk penderita DBD. Berikan makan bergizi agar tubuh menjadi kuat dan dapat melawan virus DBD. Buah-buahan dan sayuran dapat sangat bermanfaat untuk pemulihan.
• Minum air daun jambu , angkak dan sari kurma dapat membantu menaikkan trombosit.
Perawatan bisa dilakukan di rumah jika kondisi penderita tidak buruk dan diperbolehkan oleh dokter. Dirawat di rumah sakit dapat menjadi pilihan jika Anda merasa hal itu lebih aman karena tindakan medis bisa segara diambil jika kondisi pasien menurun juga dimungkinkan diberikan infus untuk menambah cairan pasien.
Pencegahan DBD
Untuk mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) demam berdarah. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegahnya yaitu:
• Mencegah perkembangbiakan nyamuk ada di sekitar kita. Anda dapat melakukan gerakan 3M yaitu Menutup tempat penyimpanan air, Menguras bak mandi dan Mengubur barang-barang yang tidak terpakai. Larva nyamuk akan berkembang di genangan air dalam waktu sekitar seminggu. Untuk itu, perlu dicegah kemungkinan benda-benda yang merupakan tempat berkembangnya larva ini seperti pot bunga, kaleng bekas, ban bekas atau barang lainnya yang menampung genangan air, khususnya pada musim penghujan dimana tempat-tempat tersebut dapat menjadi genangan dari air hujan yang turun.
• Cegah agar jangan digigit nyamuk, misalnya dengan cara menggunakan lotion atau obat pengusir nyamuk.
• Mennggunakan bubuk Abate pada selokan dan penampungan air agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
• Jaga kondisi tetap sehat. Kondisi badan yang kuat, membantu tubuh untuk menangkal virus yang masuk sehingga walau terkena gigitan nyamuk, virus tidak akan berkembang.
Penyakit Demam Berdarah dapat menyebabkan kematian dan belum ada obat juga vaksin untuk pencegahannya. Satu satunya cara untuk memberantas adalah dengan 3 M plus. Tindakan pencegahan dan selalu waspada terhadap DBD dapat meminimalkan terjangkit penyakit Demam Berdarah.